Senin, 09 Juli 2012

BUDIDAYA LELE SANGKURIANG


Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan
1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi,
2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,
3) pemasarannya relatif mudah dan
4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit.
Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate).
Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo BBAT Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele “Sangkuriang”.
Tujuan pembuatan Petunjuk Teknis ini adalah untuk memberikan cara dan teknik pemeliharaan ikan lele dumbo strain Sangkuriang yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi Perikanan untuk meningkatkan ketersediaan protein hewani dan tingkat konsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia.
Berdasarkan keunggulan lele dumbo hasil perbaikan mutu dan sediaan induk yang ada di BBAT Sukabumi, maka lele dumbo tersebut layak untuk dijadikan induk dasar yaitu induk yang dilepas
Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumu (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yan sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yan baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut:
  1. Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air.
  2. pH air yang ideal berkisar antara 6-9.
  3. Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l.
Saringan dapat dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada yang lolos keluar/masuk.
Pelaksanaan Budidaya
Sebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi:
  • Pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan diobati secara terpisah. Ikan yang tampak telah parah sebaiknya dimusnahkan.
  • Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air.
  • Kolam yang telah terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 1 kg/5 m2. Kapur (CaO) ditebarkan merata didasar kolam, kolam dibiarkan sampai tanah kolam retak-retak.
  • Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit.
  • Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi penyakit. Sebelum dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam larutan Kalium Permanganat (PK) 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air).
  • Setelah memegang ikan sakit cucilah tangan kita dengan larutan PK
  • Bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organik
  • Usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air baru.
  • Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan ikan.
                             ANALISIS USAHA
Pembesaran lele Sangkuriang di bak plastik
1.
Investasi

a.
Sewa lahan 1 tahun @ Rp 1.000.000,-
=
Rp
1.000.000,-

b.
Bak kayu lapis plastik 3 unit @ Rp 500.000,-
=
Rp
1.500.000,-

c.
Drum plastik 5 buah @ Rp 150.000,-
=
Rp
750.000,-




Rp
3.250.000,-
2.
Biaya Tetap

a.
Penyusutan lahan Rp 1.000.000,-/1 thn
=
Rp
1.000.000,-

b.
Penyusutan bak kayu lapis plastik Rp 1.500.000,-/2 thn
=
Rp
750.000,-

c.
Penyusutan drum plastik Rp 750.000,-/5 thn
=
Rp
150.000,-




Rp
1.900.000,-
3.
Biaya Variabel




a.
Pakan 4800 kg @ Rp 3700
=
Rp
17.760.000,-

b.
Benih ukuran 5-8 cm sebanyak 25.263 ekor @ Rp 80,-
=
Rp
2.021.052,63

c.
Obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,-
=
Rp
300.000,-

d.
Alat perikanan 2 paket @ Rp 100.000,-
=
Rp
200.000,-

e.
Tenaga kerja tetap 12 OB @ Rp 250.000,-
=
Rp
3.000.000,-

f.
Lain-lain 12 bin @ Rp 100.000,-
=
Rp
1.200.000,-




Rp
24.281.052,63
4.
Total Biaya




Biaya Tetap + Biaya Variabel




=
Rp1.900.000,+Rp24.281.052,63




=
Rp 26.181.052,63



5.
Produksi lele konsumsi 4800 kg x Rp 6000/kg -Rp 28.800.000,
6.
Pendapatan




Produksi-(Biaya tetap+Biaya vabel)




=
Rp 28.800.000,- - ( Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63)

=
Rp 2.418.947,37



7.
Break Event Point (BEP)




Volume produksi
=
4.396,84 kg

Harga produksi
=
Rp 5.496,05








Sumber :Buku Budidaya Lele Sangkuriang, Dit. Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya
by: Jafar Kholis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar